Kapan Harus Berkompromi dengan Pasangan?
Kompromi adalah jalan yang perlu ditempuh saat pasangan kekasih atau suami-istri ingin hubungannya berjalan langgeng. Namun ada saatnya Anda harus mengalah, dan ada saatnya Anda harus mempertahankan keyakinan Anda.
Bagaimana pun juga, masing-masing dari pasangan (pria atau wanita) tetaplah memiliki privasi dan pendapat pribadi. Meskipun sudah berpasangan, tidak berarti apa pun yang dikatakan pasangan harus kita turuti (atau sebaliknya). Tentu saja, harus ada alasan untuk itu. Misalnya, Anda berselingkuh, dan kekasih berusaha mengecek ponsel Anda untuk membuktikan SMS-SMS mesra dari selingkuhan Anda. Kekasih mungkin telah melanggar privasi Anda, namun ia tak sepenuhnya salah.
Bersikap mempertahankan apa yang menjadi keyakinan kita memang akan menyebabkan benturan-benturan dalam hubungan. Bagaimana membedakan antara berkompromi pada keinginan pasangan, dengan meredam keinginan dan kebutuhan kita?
Kompromikan:
1. Bertengkar soal makan malam
Anda ingin menikmati makanan Jepang, si dia ingin makanan Italia. Jangan sampai keinginan makan sushi merusak suasana. Buat saja jadwal, minggu ini menu restoran kesukaannya, minggu depan giliran Anda.
2. Dia ingin berkumpul dengan teman-temannya
Jangan berasumsi bahwa dia lebih memilih teman-temannya ketimbang Anda. Siapa pun berhak menghabiskan waktu untuk bersosialisasi. Biarkan saja dia berkumpul dengan teman-temannya. Anda masih bisa jalan berdua esoknya, kan?
3. Mendekorasi ruangan
Mungkin dia ingin ruangan-ruangan di rumah didominasi dengan atribut dari klub bola favoritnya. Dari wall hanging bergambar logo Barca, taplak meja yang menampilkan wajah Lionel Messi, atau beragam action figure tokoh bola dipasang berjajar di ambalan ruang tamu. Meskipun pemandangan ini kurang Anda sukai, Anda masih hidup dengan nyaman kan? Simpan energi Anda untuk bertengkar.
4. Dia ingin hewan peliharaan
Dia ingin punya anjing di rumah, tapi Anda membenci hewan berbulu itu. Meskipun begitu, tak perlu langsung mengatakan "tidak". Cara itu amat ekstrem. Lebih baik cari tahu seperti apa anjing yang ia butuhkan, seperti apa perawatannya, biaya yang dikeluarkan, dan harganya. Ia juga akan mempertimbangkan lagi kalau ia sudah tahu merawat anjing ternyata tidak semudah yang ia pikirkan.
5. Berbagi soal hobi
Anda lelah mendengarkan seluruh ceritanya tentang film kesukaannya, menemaninya untuk nonton siaran tinju live, atau main game balap favoritnya. Sesekali boleh lah Anda ikutan nimbrung. Tetapi katakan saja kalau Anda mulai bosan atau kurang menikmati tontonan tersebut. Ia pasti mengerti.
Dipertahankan:
1. Ia meminta semua password Anda
Ia ingin Anda memberitahukan password email, Facebook, Twitter, atau blog pribadi Anda? Ini bukan waktunya kompromi. Setiap orang punya privasi dan ada hal-hal yang tidak perlu dibagikan bahkan dengan orang terdekat sekalipun.
2. Melarang kumpul bareng teman
Jelaskan padanya bahwa setiap orang butuh bersosialisasi. Toh, ia juga melakukan hal yang sama dengan teman-temannya. Namun tentu saja Anda tetap perlu mengatur waktu bersamanya.
3. Ikut campur soal keuangan pribadi
Ini bukan teritorinya lagi. Uang pribadi Anda adalah hak Anda. Ia tidak berhak ikut mengatur, apalagi menyandera kartu ATM dan kartu kredit Anda. Berikan aturan yang jelas antara keuangan pribadi dan rumah tangga.
4. Semua berjalan terlalu cepat
Ia ingin cepat punya anak, sedangkan Anda belum siap. Yang perlu Anda sampaikan adalah alasan mengapa Anda belum siap. Apakah mengenai kesiapan mental, atau finansial? Setelah itu berikan kepastian kapan Anda akan siap.
5. Beda tujuan hidup
Anda ingin mengambil gelar master, sedangkan si dia ingin Anda jadi ibu rumah tangga. Ini adalah suatu sinyal yang tidak boleh diabaikan. Seorang suami seharusnya mendukung apa yang menjadi keinginan dan cita-cita istrinya. Bila Anda belum menikah, pikirkan kembali apakah Anda masih ingin melanjutkan hubungan ini.
Bagaimana pun juga, masing-masing dari pasangan (pria atau wanita) tetaplah memiliki privasi dan pendapat pribadi. Meskipun sudah berpasangan, tidak berarti apa pun yang dikatakan pasangan harus kita turuti (atau sebaliknya). Tentu saja, harus ada alasan untuk itu. Misalnya, Anda berselingkuh, dan kekasih berusaha mengecek ponsel Anda untuk membuktikan SMS-SMS mesra dari selingkuhan Anda. Kekasih mungkin telah melanggar privasi Anda, namun ia tak sepenuhnya salah.
Bersikap mempertahankan apa yang menjadi keyakinan kita memang akan menyebabkan benturan-benturan dalam hubungan. Bagaimana membedakan antara berkompromi pada keinginan pasangan, dengan meredam keinginan dan kebutuhan kita?
Kompromikan:
1. Bertengkar soal makan malam
Anda ingin menikmati makanan Jepang, si dia ingin makanan Italia. Jangan sampai keinginan makan sushi merusak suasana. Buat saja jadwal, minggu ini menu restoran kesukaannya, minggu depan giliran Anda.
2. Dia ingin berkumpul dengan teman-temannya
Jangan berasumsi bahwa dia lebih memilih teman-temannya ketimbang Anda. Siapa pun berhak menghabiskan waktu untuk bersosialisasi. Biarkan saja dia berkumpul dengan teman-temannya. Anda masih bisa jalan berdua esoknya, kan?
3. Mendekorasi ruangan
Mungkin dia ingin ruangan-ruangan di rumah didominasi dengan atribut dari klub bola favoritnya. Dari wall hanging bergambar logo Barca, taplak meja yang menampilkan wajah Lionel Messi, atau beragam action figure tokoh bola dipasang berjajar di ambalan ruang tamu. Meskipun pemandangan ini kurang Anda sukai, Anda masih hidup dengan nyaman kan? Simpan energi Anda untuk bertengkar.
4. Dia ingin hewan peliharaan
Dia ingin punya anjing di rumah, tapi Anda membenci hewan berbulu itu. Meskipun begitu, tak perlu langsung mengatakan "tidak". Cara itu amat ekstrem. Lebih baik cari tahu seperti apa anjing yang ia butuhkan, seperti apa perawatannya, biaya yang dikeluarkan, dan harganya. Ia juga akan mempertimbangkan lagi kalau ia sudah tahu merawat anjing ternyata tidak semudah yang ia pikirkan.
5. Berbagi soal hobi
Anda lelah mendengarkan seluruh ceritanya tentang film kesukaannya, menemaninya untuk nonton siaran tinju live, atau main game balap favoritnya. Sesekali boleh lah Anda ikutan nimbrung. Tetapi katakan saja kalau Anda mulai bosan atau kurang menikmati tontonan tersebut. Ia pasti mengerti.
Dipertahankan:
1. Ia meminta semua password Anda
Ia ingin Anda memberitahukan password email, Facebook, Twitter, atau blog pribadi Anda? Ini bukan waktunya kompromi. Setiap orang punya privasi dan ada hal-hal yang tidak perlu dibagikan bahkan dengan orang terdekat sekalipun.
2. Melarang kumpul bareng teman
Jelaskan padanya bahwa setiap orang butuh bersosialisasi. Toh, ia juga melakukan hal yang sama dengan teman-temannya. Namun tentu saja Anda tetap perlu mengatur waktu bersamanya.
3. Ikut campur soal keuangan pribadi
Ini bukan teritorinya lagi. Uang pribadi Anda adalah hak Anda. Ia tidak berhak ikut mengatur, apalagi menyandera kartu ATM dan kartu kredit Anda. Berikan aturan yang jelas antara keuangan pribadi dan rumah tangga.
4. Semua berjalan terlalu cepat
Ia ingin cepat punya anak, sedangkan Anda belum siap. Yang perlu Anda sampaikan adalah alasan mengapa Anda belum siap. Apakah mengenai kesiapan mental, atau finansial? Setelah itu berikan kepastian kapan Anda akan siap.
5. Beda tujuan hidup
Anda ingin mengambil gelar master, sedangkan si dia ingin Anda jadi ibu rumah tangga. Ini adalah suatu sinyal yang tidak boleh diabaikan. Seorang suami seharusnya mendukung apa yang menjadi keinginan dan cita-cita istrinya. Bila Anda belum menikah, pikirkan kembali apakah Anda masih ingin melanjutkan hubungan ini.
Komentar
Posting Komentar